Perbedaan Pantun dan Syair Dalam Bahasa Indonesia

Perbedaan Pantun dan Syair - Pada pelajar sekolah pasti Anda tidak asing dengan istilah panting dan syair. Sebenarnya, apa sih perbedaan pantun dan syair? Acap kali kita di buat bingung dengan kedua istilah tersebut . Kelihatannya sama namun berbeda. Meskipun begitu pantun dan syair tetap memiliki persamaan. Keduanya sama-sama suatu karya sastra yang sama dengan orang melayu. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, materi ini selalu dijumpai bahkan sampai ke tahap Perguruan Tinggi apabila Anda mengambil jurusan pendidikan, terutama pendidikan Bahasa Indonesia. Ya, karena bisa disebut kedua mata pelajaran ini sangat penting terlebih untuk melatih kecakapan kita dalam berbahasa dan mengerti sastra Indonesia.

Sebelum beranjak lebih lanjut pada pembahasan mengenai perbedaan pantun dan syair, sebaiknya mengerti terlebih dulu arti kedua istilah tersebut, yakni sebagai berikut :

Pantun
Merupakan bentuk dari puisi lama, satu bait terdiri dari empat baris dengan sajak ab-ab. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Dua baris yang pertama disebut sebagai sampiran sedangkan baris ketiga dan keempatnya disebut isi. Pantun sendiri memiliki banyak jenis diantaranya pantun nasehat, agama, jenaka, kasih sayang dan sebagainya.

Syair
Merupakan salah satu bentuk puisi lama maupun karangan yang terikat dimana fokus utama merupakan irama dan sajak. Syair sendiri terdiri dari4 baris dengan irama “aaaa”. Keempat barisnya merupakan kandungan makna.

Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa disimpulkan perbedaan pantun dan syair sebagai berikut:
  • Pantun bersajak ab-ab sedangkan syair sajaknya aaaa
  • Baris pertama dan kedua pada pantun disebut sampiran, baris ketiga dan ke empat disebut sampiran. Sedangkan pada syair semua bagian adalah isi.
  • Pantun bermaksud menyampaikan suatu pesan dengan persyaratan setiap barisnya merupakan suku kata. Sedangkan syair memberikan focus pada rima.
Untuk lebih jelasnya, simak contoh masing-masing dari pantun dan syair berikut ini:

1. Pantun Nasehat
Bersepeda ke jalanan lAndai
Ke pasar malam naik komedi putar
Kalau mau pAndai
Banyak-banyaklah belajar

2. Syair
Bila daku pergi nanti
Bagaimana tentang urusan hati?
Bukan rindu selalu tak berperi?
Oh kasih, sanggupkah dikau menanti?

Perhatikan saja perbedaan kedua pola di atas. Dari segi estetika syair lebih puitis. Keduanya juga memiliki dua bentuk yakni tercatat dan lisan karena orang zaman dulu seringkali berpantun dan bersyair secara lisan. Namun seiring perkembangan zaman, pantun dan syair juga dituangkan dalam goresan pena sehingga bisa dibukukan dan dijadikan suatu karya sastra bernilai tinggi.

Setelah dibahas mengenai kedua jenis sastra pantun dan syair, sekarang Anda pasti lebih memahami dan mudah membuat contoh keduanya kan? Perhatian saja aturan sajak, pola setiap barisnya serta perbedaan makna isi.

Sekian informasi mengenai perbedaan pantun dan syair. Semoga bisa bermanfaat untuk Anda semua. Terima kasih.